Minggu, 30 Mei 2021

AKAR KONFLIK HAMAS DAN IS

views comment 1 comment

AKAR KONFLIK HAMAS DAN IS
Konflik antara Hamas dan IS kini sudah sampai taraf konflik bersenjata. Sayangnya, opini yang beredar di masyarakat adalah bahwa IS adalah kelompok takfiri yang menyerang klompok Islam lainnya termasuk Hamas.

Tapi tanpa orang melihat lebih adil bahwa HAMAS juga memerangi IS. Jadi persoalannya bukan IS memerangi HAMAS, tapi mereka saling berperang

Ketika IS memerangi Hamas dunia berteriak, semntara ktk Hamas memerangi IS dunia diam. ini jelas suatu penilaian yang berat sebelah.

Apa bedanya dengan double standard terorism yang selama ini dilakukan media-media kafir barat jika begitu? Masa kita sebagai muslim mengikuti irama mereka dengan tidak adil dalam menilai saudaranya sendiri.

Bukankah keagungan Islam telah mengajarkan umatnya agar jangan sampai kebencianmu terhadap suatu kaum menghalangimu untuk berlaku adil?

Agar kita dapat menilai secara adil dn berimbang, mari kita telusuri pemicu awal konflik bersenjata antara IS dan Hamas. Siapa yang mulai memerangi?

Perlu diketahui, HAMAS kini berbeda sekali dengan HAMAS dahulu yang lebih berideologis dan berprinsip.

HAMAS dahulu masih kencang menyuarakan penegakkan Syariat, sama hal dengan PKS/Tarbiyah zaman dulu. Beda dengan yang sekarang, lebih jelas kekufuran dan jiwa sekulernya.

Ini pelajaran bagi kita semua bahwa jalan Demokrasi tidak akan pernah bisa menjadi jalan untuk menerapkan Syariat. Demokrasi terbukti hanya menjerumuskan aktivis Islam pada kekufuran yang semakin nyata. Contohnya HAMAS dan PKS.

Hamas generasi terdahulu, sebutlah ktk generasi Yahya Ayyash, Syaikh Ahmad Yassin, Abdul Aziz Rantisi lebih bertaring dihadapan Zionis Israel

Sering kita dengar operasi-operasi militer yang mengguncang zionis, termasuk bom-bom Istisyhad dari brigade Izzudin Al Qassam -sayap militer HAMAS- begitu merepotkan rezim zionis. Kini? Nothing !

Semangat jihad yang menggelora pada generasi Hamas terdahulu sudah berbeda jauh dengan sekarang, berganti dgn perundingan-perundingan dan diplomasi-diplomasi kosong.

Hamas seiring perjalanan waktu mulai berubah akibat sihir dan hiruk pikuk Demokrasi.

Hamas semakin dalam terperosok dan terbenam dalam kubangan kekufuran demokrasi, alih-alih memberlakukan Syariat Islam. Padahal mereka mempunyai kekuasaan.

Bahkan sekarang kita tidak sulit lagi menemukan foto dan berita sebagai bukti keakraban petinggi-petinggi HAMAS dengan para dedengkot kekufuran termasuk tokoh-tokoh Syiah Rafidhah.

Singkat cerita, sikap hamas tersebut menimbulkan kekecewaan berat bagi sekelompok orang

Berangkat dari hal tersebut, akhirnya pada November 2008 sekelompok orang yang dimotori oleh Syaikh Abdul Latief Musa a.k.a. Abu Nur Al Maqdisi mendeklarasikan berdirinya sebuah gerakan.

Gerakan ini dinamakan Jundu Ansharullah, yg berarti tentara penolong Allah.

Dalam situsnya (saya kutip secara sekunder) gerakan ini bercita-cita mengembalikan pemahaman umat Islam sesuai dgn generasi shalafus shalih.

Termasuk dalam bidang politik, sesuai hadits nabi bahwa keselamatan kelompok Islam adalah dengan mengikuti Al-Qur'an, As-Sunnah dan pemahaman sahabat

Mereka sangat meyakini bahwa pembebasan Al-Aqsa hanya bisa dilakukan dengan jalan Jihad fi sabilillah

Awalnya mereka tak pernah menyerang kelompok 'Islam' lain trmasuk Hamas, bahkan mereka bercita-cita mempersatukan seluruh gerakan Islam dibawah panji tauhid wal jihad.

Dan membebaskan tahanan-tahanan muslim yang mendekam dibalik jeruji besi rezim zionis.

Semenjak dideklarasikan, kelompok ini sudah beberapa kali melakukan serangan spektakuler ke penjajah Israel.

Salah satu yang terkenal adalah serangan terhadap penjajah diperlintasan Karni. Hingga nama mereka semakin melambung di kalangan rakyat Gaza.

Syaikh Abdul Latief Musa dan gerakan Jund Ansharullah menjadi icon perlawanan baru bagi rakyat Gaza.

Basis utama gerakan ini adalah dikawasan Gaza selatan, tepatnya di masjid Ibn Taimiyyah

Hingga gerakan ini semakin kokoh, dukungan masyarakat Gaza kian membesar, tibalah saatnya puncak yang dinantikan itu.

Jum’at, 14 Agustus 2009, Masjid Ibnu Taimiyy

ah, Rafah, Gaza, Palestina. Ketika itu, sholat Jum’at baru saja akan dimulai.

Abdul Latief Musa berdiri dengan berapi-api, kemudian mengumumkan proklamasi berdirinya Emirat Islam Palestina.

Dalam salah satu kutipan pidatonya
“Pada siapa anda takut?” Amerika? Inggris? Perancis? Uni Eropa? Anda sebaiknya takut hanya kepada Allah"

Sebagai info,Abdul Latief Musa adalah lulusan sekolah kedokteran Universitas Alexandria Mesir.

Beliau adalah ulama kenamaan palestina, yang menulis kitab hudud Thariq As Shawiiy.

Proklamasi yang beliau lakukan disambut dengan gegap gempita dan diharapkan jadi awal revolusi Islam untuk membebaskan bumi Al Aqsa

Segera setelah deklarasi, mereka berpawai untuk merayakan.

Tetapi, apa yang terjadi kemudian ? ibarat jauh panggang daripada api, tak sesuai harapan.

Ketika sedang pawai, pasukan HAMAS sekonyong-konyong menyambut dengan berondongan peluru.

Terjadinya baku tembak antara Jund Ansharullah dan Hamas, karena cenderung tidak siap dan diserang mendadak gugurlah Syaikh Abdul Latief Musa (taqobbalahullah) dan beberapa prajurit Jund Ansharullah lainnya.

Dunia Islam bertanya-tanya menyaksikan konflik ini, Israel dan Barat bertepuk tangan.

Hamas menganggap deklarasi di wilayah otoritasnya ini adalah sesuatu yang ilegal dan pemberontakan sehingga patut ditumpas sampai ke akar-akarnya

Padahal, sudah bertahun-tahun Hamas diberikan kekuasaan, tapi Islam tetap tidak menjadi sumber hukum trtinggi, hukum kufur agama demokrasi tetap berlaku.

Lalu ketika sekelompok orang ingin menegakkan hukum Islam, kenapa tidak didukung dan malah dibunuh oleh mereka yang mengaku pejuang Islam?

Setelah kejadian itu, Abu Muhammad Al Maqdisi -ketika itu masih lurus- menulis risalah mengecam HAMAS yang bertema "Apakah kalian ingin membunuh manusia hanya karena mengatakan bahwa penguasa/Rabb kami hanya-lah Allah?"

Apakah menegakkan hukum Allah harus dengan persetujuan dan ridho kaum kuffar? bagaimana ini kita meletakkan ridha Allah dibawah telapak kaki kekufuran.
Inilah yg menjadi titik awal konflik bersenjata antara Hamas dan IS.

Karena IS dan Jund Anshar berasal dari rahim ideologi yang sama
yaitu AlQaeda dibawah pimpinan Syaikh Usamah. Bukan AQ 2.0 yang sekarang.
Sampai sekarang, Hamas masih tetap aktif menangkapi para jihadis yang mereka anggap takfiri khawarij

Jadi pertanyaanya, siapa yang punya sifat khawarij dan menganggap halal darah kaum muslimin?

Mari bersikap adil, fanatisme kelompok dan ketokohan hanya akan membuat nurani kita buta terhadap cahaya kebenaran

"Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami yang benar itu benar, dan berikan kepada kami kekuatan untuk mengikutinya, tunjukkan pula kepada kami yang bathil itu bathil, dan beri kami kekuataan untuk meninggalkannya"

Demikian, semoga mencerahkan, wallahua'lam
ini hanyalah kilasan suatu ibroh dan history.
tidak perlu saling debat.
jikapun nanti ada isu bahwa dibelakang segala peristiwa konflik antar negara muslim ini adalah karena masuknya pengaruh kaum kuffar dan yahud1 ditengah tengah mereka
itupun bisa saja terjadi dan benar adanya.

TETAP WASPADALAH DENGAN SEGALA TEROR DARI DALAM KUBU UMAT ISLAM SENDIRI.
KARENA ORANG ORANG MUNAFIQ ITU JAUH LEBIH BERBAHAYA!!

Copi paste dengan mengalami sedikit perubahan pada awalnya.

Rindya Nihad Deirzzor 
✍️ Ch Mutiara Dabiq
🌐 Repost by Ana Muslim 

السلام عليكم ورحمة الله وبر كاته

comment 1 comment

Sebuah Catatan Kecil

.

© 2017 www.ruangpuisi.my.id

Jika memiliki pertanyaan silakan kirim email ke saya
Email: developers.achmad@gmail.com
Hotline: +628 1518 44488; Jln.Griya Wartawan Pancawarga 41: 13410.